Transformator
Apa kabar Electrical Engineer, pada kesempatan kali ini saya akan
berbagi tentang jenis-jenis transformator (trafo), pengujian trafo, dan
perhitungan trafo. Silahkan membaca, semoga bermanfaat.
Transformator
a. Definisi Transformator
Transformator merupakan komponen elektronika yang dapat memindahkan
energi listrik dari suatu rangkaian ke rangkaian lainnya. Transfomator
juga berfungsi untuk mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain.
b. Prinsip kerja transformator
- Arus bolak balik yang mengalir pada gulungan primer akan membangkitkan fluks magnet dalam inti besi
- Garis gaya magnet yang ada pada inti dipotong oleh gulungan sekunder sehingga terjadi arus bolak-balik pada lilitan sekunder
- Besar tegangan yang ada pada gulungan sekunder tergantung banyaknya lilitan pada masing-masing gulungan.
c. Jenis-jenis transformator
Dalam dunia elektronika di kenal beberapa jenis transformator ( Trafo ), yakni :
- Trafo ( Transformator ) Adaptor
- Trafo ( Transformator ) IF ( Frekuensi Menengah )
- Trafo Step Up / Step Down
- Trafo OT ( Out Put )
di dalam pemasangan jenis trafo di atas berbeda antara satu dengan
lainnya. Untuk lebih jelasnya berikut ini saya share pengertian dari
masing - masing trafo diatas,
1. Trafo ( Transformator ) Adaptor
Trafo ini sangat berguna untuk mengubah arus AC menjadi DC melalui
lilitan gulungan primer dan sekunder. Biasanya digunakan untuk rangkaian
catu daya. trafo jenis ini memiliki gulungan yang dapat mengubah
tegangan listrik 110 volt sampai 220 volt. Gulungan tersebut ( lilitan )
dinamakan lilitan primer. sebelum di ubah menjadi arus DC, tegangan
listrik dialirkan melalui ribuan penghantar ( lilitan ) yang berakhir
pada lilitan sekunder.
komponen ini banyak dijual di pasar dengan ukuran dan keperluan tertentu. sedangkan sifat-sifatnya adalah sebagi berikut :
- bentuk fisiknya empat persegi panjang dengan dilapisi pelat tipis dan gulungan ditutup kertas. terdapat beberapa kaki, pada gulungan primer terdapaat tiga kaki sedangkan sekunder tidak kurang dari sembilan kaki
- gulungan primer menerima arus AC PLN antara 110 - 240 Volt
- Gulungan sekunder menhasilkan arus DC setelah arus AC di proses pada kedua lilitan ini. tegangan yang di keluarkan mulai dari 4 sampai 12 volt.
Trafo ( Transformator ) Adaptor
2. Trafo IF ( Frekuensi menengah )
Trafo ini digunakan untuk penguat frekunsi menengah, biasanya terdapat
pada radio penerima jaman dulu. saat ini sudah jarang alat elektronika
memakai trafo jenis ini. cara keja trafo ini adalah menangkap gelombang
suara yang dipancarkan oleh radio pemancar kemudian di olah melalui
komponen lainnya. selanjutnya dikeluarkan dalam bentuk suara ( bunyi ).
Trafo IF ini memiliki bentuk fisik bujur sangkar, pada permukaanya tepat
ditengah terdapat celah untuk memutar ketika membetulkan pancaran bunyi
dari radio pemancar.
kelebihan dari trafo IF ini adalah :
- Dapat diubah-ubah ketika mencari sasaran pancaransecara tepat menggunakan obeng
- bentuknya kecil sehingga memudahkan pemulaketika memasangnya
- tetap memiliki lilitan primer dan sekunder
Trafo IF ( Frekuensi menengah )
3. Trafo Step UP / Down
Sesuai namanya, trafo ini mampu menaikkan dan menurunkan tegangan sesuai
dengan alat alektronika yang digunakan. artinya benda yang memiliki
voltase 110 volt perlu trafo ini karena pada umunya PLN bertegangan 220
volt.
sifat dari trafo ini adalah sebagai berikut :
- Menghasilkan tegangan lebih besar apabila gulungan sekunder lebih banyak dari lilitan primer
- mengubah tegangan dari 220 volt menjadi 100, 110 dan 220 volt
- menaikkan tegangan dari 110 menjadi 200, 220 dan 240 volt
4. Trafo Out Put ( OT )
Komponen ini juga bisa di sebut trafo OT. komponen ini banyak digunakan
pada rangkaian amplifier, radio penerima, tape recorder dan seperangkat
elektronika yang menghasilkan bunyi lainnya. Bentuk fisiknya hampir sama
dengan trafo lainnya dhanya ukuran yang berbeda. didalamnya berisi
llitan coil dari nikelin. besar kecilnya arus masuk tergantung dari
lilitan tersebut.
Trafo Out Put ( OT )
Bagian melintang pelat yang memperkuat bungkusan kertas. dan kertas ini
digunakan sebagai alat pemisah arus dari lilitan sekunder dan primer.
pada bagian bawah menyembul kaki, ada lima kaki dua pada bagian output
dan tiga bagian in ( arus masuk ).
d. Pengujian Trafo
Pengukuran dan pengecekan trafo Untuk mengetahui kondisi sebuah trafo
dapat dilakukan dengan cara sederhana menggunakan multimeter pada
selektor Ohm Meter. Pada prinsipnya transformator yang masih bagus/baik
dapat
dilihat dari hasil beberapa pengetesan berikut:
- Kumparan primer trafo tidak boleh terhubung dengan dengan kumparan sekunder trafo.
- Setiap titik (terminal) pada ujung kumparan primer harus terhubung atau memiliki resistansi kecil, terminal-terminal tersebut ditandai dengan tulisan tegangan input seperti 0, 110V, 120V, 220V, dan 240V.
- Setiap terminal pada ujung kumparan sekunder harus terhubung atau memiliki resistansi kecil, terminal-terminal tersebut ditandai dengan tulisan tegangan output seperti 0, CT, 6V, 9V,12V, 15V, 18V, dan 24V.
e. Perhitungan Trafo
Trafo yang tersusun dari kumparan primer, kumparan sekunder, dan inti besi bekerja berdasarkan hukum Ampere dan hukum Faraday dimana arus listrik berubah menjadi medan magnet dan sebaliknya medan magnet berubah menjadi arus listrik. Apabila salah satu kumparan pada transformator diberi arus bolak-balik (AC) maka medan magnet akan berubah dan menimbulkan induksi pada kumparan sisi yang lain. Perubahan medan magnet tersebut akan mengakibatkan perbedaan potensial (tegangan).
Berikut adalah beberapa rumus dasar untuk menentukan jumlah kumparan
primer dan kumparan sekunder agar menghasilkan tegangan output rendah
dengan arus besar.
Np / Ns = Vp / Vs = Is / Ip
Keterangan :
Np = Jumlah kumparan primer
Ns = Jumlah kumparan sekunder
Vp = Tegangan input primer (Volt)
Vs = Tegangan output sekunder (Volt)
Ip = Arus input primer (Ampere)
Is = Arus output sekunder (Ampere)
Dari rumus di atas, arus berbanding terbalik dengan kumparan dan tegangan.
Pp = Ps
Vp x Ip = Vs x Is
Pp = Daya Primer (Watt)
Ps = Daya Sekunder (Watt)
Vp = Tegangan Primer (Volt)
Vs = Tegangan Sekunder (Volt)
Ip = Arus Sekunder (Ampere)
Is = Arus Sekunder (Ampere).
Contoh 1Np / Ns = Vp / Vs = Is / Ip
Keterangan :
Np = Jumlah kumparan primer
Ns = Jumlah kumparan sekunder
Vp = Tegangan input primer (Volt)
Vs = Tegangan output sekunder (Volt)
Ip = Arus input primer (Ampere)
Is = Arus output sekunder (Ampere)
Dari rumus di atas, arus berbanding terbalik dengan kumparan dan tegangan.
Pp = Ps
Vp x Ip = Vs x Is
Pp = Daya Primer (Watt)
Ps = Daya Sekunder (Watt)
Vp = Tegangan Primer (Volt)
Vs = Tegangan Sekunder (Volt)
Ip = Arus Sekunder (Ampere)
Is = Arus Sekunder (Ampere).
Jika sebuah trafo memiliki kumparan primer (Np) 2200, tegangan input (Vp) 220V, dan tegangan output sekunder (Vs) yang diinginkan adalah 10V, maka jumlah kumparan sekunder adalah......
Np / Ns = Vp / Vs
2200 / Ns = 220 / 10
Ns = 2200 / (220 /10 )
Ns = 2200 / 22
Ns = 100
Jadi untuk menghasilkan tegangan output (Vs) sekunder 10V, kumparan sekunder (Ns) harus 100 lilitan
Contoh 2
Jika sebuah trafo memiliki kumparan primer (Np) 2000 dan kumparan sekunder (Ns) 500, berapakah arus primer dan arus sekunder jika digunakan untuk menyalakan sebuah pemanas 25 Volt 50 Watt.
Pp = Ps
Vp x Ip = Vs x Is
Is = Ps / Vs
Is = 50 / 25
Is = 2
Jadi arus sekunder (Is) trafo tersebut adalah 1 Ampere
Np / Ns = Is / Ip
Np / Ns = (Ps / Vs) / Ip
2000 / 500 = (50 / 25) / Ip
4 = 2 / Ip
Ip = 2 / 4
Ip = 0.5
atau
Np / Ns = Is / Ip
2000 / 500 = 2 / Ip
4 = 2 / Ip
Ip = 2 /4
Ip = 0.5
Jadi Arus Primer (Ip) adalah 0.5 Ampere.
Rugi-Rugi Pada Transformator
- Kerugian tembaga. Kerugian dalam lilitan tembaga yang disebabkan oleh resistansi tembaga dan arus listrik yang mengalirinya.
- Kerugian kopling. Kerugian yang terjadi karena kopling primer-sekunder tidak sempurna, sehingga tidak semua fluks magnet yang diinduksikan primer memotong lilitan sekunder. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan secara berlapis-lapis antara primer dan sekunder.
- Kerugian kapasitas liar. Kerugian yang disebabkan oleh kapasitas liar yang terdapat pada lilitan-lilitan transformator. Kerugian ini sangat memengaruhi efisiensi transformator untuk frekuensi tinggi. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan primer dan sekunder secara semi-acak (bank winding)
- Kerugian histeresis. Kerugian yang terjadi ketika arus primer AC berbalik arah. Disebabkan karena inti transformator tidak dapat mengubah arah fluks magnetnya dengan seketika. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggunakan material inti reluktansi rendah.
- Kerugian efek kulit. Sebagaimana konduktor lain yang dialiri arus bolak-balik, arus cenderung untuk mengalir pada permukaan konduktor. Hal ini memperbesar kerugian kapasitas dan juga menambah resistansi relatif lilitan. Kerugian ini dapat dikurang dengan menggunakan kawat Litz, yaitu kawat yang terdiri dari beberapa kawat kecil yang saling terisolasi. Untuk frekuensi radio digunakan kawat geronggong atau lembaran tipis tembaga sebagai ganti kawat biasa.
- Kerugian arus eddy (arus olak). Kerugian yang disebabkan oleh GGL masukan yang menimbulkan arus dalam inti magnet yang melawan perubahan fluks magnet yang membangkitkan GGL. Karena adanya fluks magnet yang berubah-ubah, terjadi olakan fluks magnet pada material inti. Kerugian ini berkurang kalau digunakan inti berlapis-lapis.
Bagaimana cara pemeliharaan trafo yang baik pak
BalasHapusMas gimana cara nya mengetau ac dan dc pada travo kombo sony mas.... Mohon ilmu nya mas
BalasHapus